Persepsi dan Sensasi |
Di pertemuan ke-3 mata
kuliah Pengantar Psikologi Umum kali ini masih dengan suasana yang sama yaitu
padamnya listrik. Alhasil, proses belajar mengajar sedikit terganggu, tetapi
Ibu Filia seperti tidak pernah kehabisan ide untuk membuat suasana kelas menjadi
menarik. Tiba-tiba saja Ibu Filia mengeluarkan sebuah toples yang berisi banyak
sekali permen. Lalu toples permen tersebut dijalankan oleh komting di seisi
kelas dan masing-masing orang mengambil 1 permen. Semua bertanya-tanya dalam
hati apa maknanya dalam perkuliahan hari ini, termasuk saya. Setelah
masing-masing mendapat 1 buah permen, Ibu Filia menginstruksikan untuk tidak
langsung membuka dan memakan permen tersebut. Ternyata makna dari stimulus
yang diberikan Ibu Filia kali ini (yaitu permen) adalah berkaitan dengan topik pembahasan
kuliah hari ini, yaitu “Persepsi” dan “Sensasi”. Ibu Filia mengajak seisi kelas
untuk membuat persepsi dengan stimulus yang diberikannya. Lalu, sensasi apa
yang kita dapatkan setelah menerima stimulus tersebut.
SENSASI
Sensasi pada dasarnya
merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi dari lingkungan luar. Sensasi
berasal dari kata “sense” dalam bahasa Inggris yang berarti alat pengindraan,
yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Secara lebih luas, sensasi
dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan
oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya
sebatang coklat.sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan atau objek kesadaran
puncak yang privat dan spontan.
Benyamin B. Wolman
(1973, dalam rakhmat, 1994) menyebutkan sensasi sebagai “pengalaman elementer
yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal, simbolis, atau
konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra.
Apa pun definisi
sensasi, fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat
penting. Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik
lingkungannya. Lebih dari itu, melalui alat indralah, manusia memperoleh
pengetahuan dan semua kemapuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Tanpa alat
indra, manusia sama, bahkan mungkin rendah lebih dari rumput-rumputan, karena
rumput dapat juga mengindra cahaya dan humiditas ( Lefrancois, 1974, dalam rahmat, 1994
).
Secara etimologis,
persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa Latin
perception: dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil.
PERSEPSI
Persepsi dalam arti
sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan
dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana cara seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu (Leavitt, 1978). Menurut Yusuf (1991:108)
menyebut persepsi sebagai “pemaknaan hasil pengamatan”. Bagi Atkinson, persepsi
adalah proses saat kita mengorganisasikan dan menafsirkan pola stimulus dalam
lingkungan. Menurut Verbeek, persepsi dapat dirumuskan sebagai suatu fungsi
yang manusia secara langsung dapat mengenal dunia riil yang fisik.
Otak memberikan makna
terhadap sensasi melalui persepsi. Menemukan pola-pola bermakna dari informasi
sensoris inilah yang disebut dengan persepsi. Proses merasa dan memersepsi
memberikan sudut pandang tiga dimensi kepada kita tentang matahari terbenam, sebuah
konser musik rock, sentuhan kasih sayang, rasa manis, dan juga aroma bunga dan
mentol.
Bila dianalogikan pada
proses perkuliahan kali ini, Ibu Filia mengajak kami untuk mengutarakan
persepsinya terhadap stimulus yang diberikannya, yaitu pemberian 1 buah permen
tersebut. Saya cukup terkejut, Ibu Filia menurut saya sangat berhasil membuat
perkuliahan kali ini semakin menarik karena banyak sekali yang dengan sukarela
mengutarakan persepsi/sudut pandangnya masing-masing. Bahkan, yang sangat
jarang sekali vokal di kelas pun ikut memberikan persepsinya.
0 komentar: